Tak perlu kau pertontonkan sebagai suatu kebanggaan di depan aku
Tapi bersujud sajalah, menyebut besar namaNya,
Dengan kunci pintumu, masuk dalam ruangmu,tanpa semua orang harus tahu.
Tak perlu kau sibukkan aku, disaat itu adalah kesibukanmu
Tak perlu kau hunuskan pedang, untuk membela yang tak patut kau bela.
Karna kamu kecil bagai pasir berserak, dan debu yang tertiup angin
Jika kamu merasa besar, jadilah kecil dihadapan Tuanmu
Janganlah kau bawa amarah, ketika kau lantunkan ayat syurga.
Janganlah kau cabik-cabik kebebasan, karna dunia ini bukan hanya untukmu semata
Janganlah kau bersembunyi dibalik jubahmu,atau dibalik busanamu
Karna perlu kamu tahu, busanamu tak menyelamatkanmu
Dan sandangmu, tak bisa menyembunyikanmu dari kesirnaan.
Jangan kau pikir dengan ,melantunkan kata, kamu mendapat pahala,
Karna kalau kamu tak mengerti artinya, itu bodoh semata
Atau tak kau amalkan isinya, buat apa, Percuma!
Kamu minta ucapanku, ketika harimu tiba,
Namun kau diam seribu bahasa, ketika hariku tiba
Kamu selalu berkata ini aku, dan tak peduli siapa orang selain kamu
Kamu selalu berkata tentang kebersihan,padahal hatimu kotor seperti sampah
Dengkimu sedalam samudera,dan intimidasimu bagai tirani besi
Engkau menyangkal aku, namun selalu membicarakan aku
Engkau membengkokkan jalan yang lurus,
Dan membutakan matamu sendiri
Kamu tidak cerdik seperti ular, dan tidak tulus seperti merpati
Karena hatimu kelam segelap malam
Dan dengkimu merah, semerah kirmizi
Kamu terus membutakan dan membutakan
Baik matamu, maupun mata hatimu
Karena kamu takut, kebenaran akan mencabik dagingmu
Dan menyayat para leluhurmu
Kamu buta dan juga tuli
Tak ada obat untuk menyadarkanmu.
Hingga akhir akan datang, dan awal akan bermula
Kita lihat siapa yang menang, dan siapa yang kalah
Kita lihat, siapa yang bertahan, dan siapa yang akan sirna.
Karena kebebalanmu, menguasai hati dan pikiranmu
Sehingga dungumu tak pernah berangsur sirna
Karna selamanya kamu akan terperosok, tanpa pernah mau mendaki naik
Entah apa julukan yang pantas untuk kuberikan padamu
Sibebal dari Barat?
Sibodoh dari Utara?
Sisesat dari Timur?
Atau Sipandir dari Selatan?
Masih banyak jalan menuju Roma,
Pepatah itu terkecuali untukmu
Carilah Ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina
Itu pun sia-sia untukmu
Arahmu tak bertuan, kekiri ketika kekanan
Ke utara ketika ke selatan,
Ke barat ketika ke timur
Ke atas ketika hendak kebawah
Ke belakang, ketika hendak ke depan
Galilah lubangmu,
Hembuskanlah nafas terakhirmu
Menyatulah dengan tanahmu, dalam sanggahan bambu
Karena kamu, akan sirna tak bersisa…
Hanya itu yang pantas untukmu,….
Dari debu kembali menjadi debu!
ijin share & copas :) matursuwun
BalasHapussilahkan, semoga bermanfaat
HapusIzin share dan copas.. Terimakasih ☺
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapussilahkan diana semoga bermanfaat..love to share...
BalasHapus