Mereka tak mau kedudukan
CATATAN DARI PENULIS
Blog ini berisi tentang kumpulan puisi yang ditulis dan dibuat langsung oleh smile.
smile menyukai puisi, dan hanya bisa mengekspresikan diri melalui untaian kata dalam kalimat puisi.
Puisi yang bercerita tentang CINTA, KEBENCIAN,EMOSI,RENUNGAN,KESEDIHAN,HARAPAN, ANGAN DAN CITA CITA, PUJIAN ,DAN SEMUA ASPEK YANG TERJADI DALAM KEHIDUPAN.
Walau smile bukanlah siapa siapa dan bukanlah penyair kenamaan, tapi smile akan tetap dan terus berpuisi, dan bagi yang ingin mengunggah atau mengkopinya silahkan, asal meninggalkan pesan di kotak pesan atau mengirim email ke :
mr_smile333@yahoo.com, dan semoga semua puisi yang telah ada dan akan terus ada, bisa menjadi inspirasi buat semua pengunjung setia blog smile " KUMPULAN PUISI-smile"
MengCopas tanpa ijin adalah suatu perbuatan memalukan yang menodai laskar pelangi anak bangsa.....
Terimakasih,
Salam Hangat
smile menyukai puisi, dan hanya bisa mengekspresikan diri melalui untaian kata dalam kalimat puisi.
Puisi yang bercerita tentang CINTA, KEBENCIAN,EMOSI,RENUNGAN,KESEDIHAN,HARAPAN, ANGAN DAN CITA CITA, PUJIAN ,DAN SEMUA ASPEK YANG TERJADI DALAM KEHIDUPAN.
Walau smile bukanlah siapa siapa dan bukanlah penyair kenamaan, tapi smile akan tetap dan terus berpuisi, dan bagi yang ingin mengunggah atau mengkopinya silahkan, asal meninggalkan pesan di kotak pesan atau mengirim email ke :
mr_smile333@yahoo.com, dan semoga semua puisi yang telah ada dan akan terus ada, bisa menjadi inspirasi buat semua pengunjung setia blog smile " KUMPULAN PUISI-smile"
MengCopas tanpa ijin adalah suatu perbuatan memalukan yang menodai laskar pelangi anak bangsa.....
Terimakasih,
Salam Hangat
WORD of SMILE
Start every day with a smile and get it over with. ~W.C. Fields
A smile is an inexpensive way to change your looks. ~Charles Gordy
The robbed that smiles, steals something from the thief. ~William Shakespeare, Othello
Beauty is power; a smile is its sword. ~Charles Reade
A smile is the universal welcome. ~Max Eastman
You're never fully dressed without a smile. ~Martin Charnin
It takes seventeen muscles to smile and forty-three to frown. ~Author Unknown
All the statistics in the world can't measure the warmth of a smile. ~Chris Hart
Peace begins with a smile. ~Mother Teresa
peace,
smile
KUMPULAN PUISI BUATAN ASLI LASKAR PELANGI ANAK BANGSA
.
Rabu, 25 Mei 2016
MENGENANG REFORMASI
Mereka tak mau kedudukan
Juga gila Kekuasaan…
Apalagi harta…atau tahta
Mereka hanya berteriak
lantang
Menjerit mengaduh dalam
gaduh
Membela nasib jelata
Dari himpitan raksasa ibukota
Mereka tak berpolitik
Mereka juga tak bertaktik
penuh intrik
Bukan juga wakil rakyat
Yang duduk mengantuk dalam
kursi parlemen
Mereka bergerak untuk
rakyat
Walau bukan wakil rakyat
Mereka berderap dalam
barisan
Menyuarakan ketidakadilan
Menyerukan perubahan
Menginginkan kesejahteraan
Inikah harga sebuah
reformasi?
Dalam tendangan, pukulan,
injakan
Ditunggangi dan
dimanfaatkan,
Oleh segelintir penghianat
perusak bangsa
Entah berseragam atau
tidak
Entah binatang atau
manusia
Atau serigala berbulu
domba?
Mereka hanya ingin
Indonesia
Berubah, dan terlepas dari cengkraman dasamuka
Bukan ingin minyak wangi
dan mobil mewah
Atau dielukan bagai
maharaja
Hanya mau satu,
Indonesia
Walau nyawa melayang
Darah mengucur…merah
berserak
Walau terlindas dan
tergerus barikade
Atau tertencap kawat
berduri
Tetap setia berkumandang
dalam gelegar
Satu hasrat Untuk
perubahan bagi negeri
Bangsa besar yang
terhilang
Terkungkung dalam
cengkraman beribu hari
Hingga kata “berhenti”
Menjadi saat berarti bagai permata mutiara
Menjadi tonggak reformasi
Dimulai sebuah riwayat
Diukir sebuah sejarah
Perubahan untuk Indonesia
REFORMASI, harga mati
Berarti merubah negeri…
Didedikasikan untuk semua mahasiswa penggerak terciptanya reformasi 18
tahun yang lalu…Mei 1998 Tonggak sejarah bangsa Indonesia
Untuk semua mahasiswa yang gugur dalam memperjuangkan reformasi
Semoga reformasi yang tercipta dengan linangan airmata, cucuran darah merah
berserak, menjadi berarti…dan terkenang menjadikan semangat tinggi untuk
membangun negeri dalam melepaskan diri dari kebobrokan korupsi.
Mei 2016 ( 18 tahun setelah 1998)
Selasa, 24 Mei 2016
LANGIT SERIBU BINTANGKU
Bagiku,Engkau adalah langit dalam seribu bintang
Yang menerangi dikala gelap
Yang meraih disaat ku jatuh,mengaduh
Memelukku dalam hangatnya dekapan
Meraih tanganku dalam serakan debu tanah
Engkau langit biruku
Kerlapan ribuan bintangku
Nafas langkahku
Irama perjalanan hidupku
Dan pilar kokoh sandaranku
KepadaMu dalam langit biru
Ku memandang tak berbatas
Ku bersimpuh tak beranjak
Karena hidupku milikMu
Dan jiwaku kosong tanpaMu
Disaat melambat detak jantungku
Atau terpampang hanya garis panjang
Itu ku rindu, itu harapku
Untuk berpulang kepadaMu
Duduk dalam pangkuan hangatMu
Bukan dalam kuasa pencabut nyawa
Atau pemecah jiwa,
Bahkan pembunuh asa
Namun dalam hangatnya dekapan mesra
Menghuni nirwana
Engkaulah Semesta alamku
Yang selalu ada dalam mimpiku
Dalam degupan jantungku
Dalam hatiku,asa, juga rasaku
Engkau lah langit seribu bintangku
Harapanku…
By smile
16 April 2016
Yang menerangi dikala gelap
Yang meraih disaat ku jatuh,mengaduh
Memelukku dalam hangatnya dekapan
Meraih tanganku dalam serakan debu tanah
Engkau langit biruku
Kerlapan ribuan bintangku
Nafas langkahku
Irama perjalanan hidupku
Dan pilar kokoh sandaranku
KepadaMu dalam langit biru
Ku memandang tak berbatas
Ku bersimpuh tak beranjak
Karena hidupku milikMu
Dan jiwaku kosong tanpaMu
Disaat melambat detak jantungku
Atau terpampang hanya garis panjang
Itu ku rindu, itu harapku
Untuk berpulang kepadaMu
Duduk dalam pangkuan hangatMu
Bukan dalam kuasa pencabut nyawa
Atau pemecah jiwa,
Bahkan pembunuh asa
Namun dalam hangatnya dekapan mesra
Menghuni nirwana
Engkaulah Semesta alamku
Yang selalu ada dalam mimpiku
Dalam degupan jantungku
Dalam hatiku,asa, juga rasaku
Engkau lah langit seribu bintangku
Harapanku…
By smile
16 April 2016
Senin, 22 Desember 2014
" MALAIKAT TANPA SAYAP "KU
Waktu berlalu berkejaran
Berlari seperti putaran
gasing
Menderu…..bak pusaran
angin
Dulu berjalan tertatih,
Seperti kata terbata kata
Namun kemudian beranjak remaja,
Lalu dewasa, dan kemudian mekar sempurna
Menjadi pendamping dari tulang rusuk lelaki
Menjadi pertiwi, bagi laskar pelangi bangsa
Tegar, kataku…
Sekokoh beringin menancap
bumi
Yang dulu kutimang
Kini telah tegap berdiri
Yang dulu kubelai
Kini telah sempurna membelai
Selamat menempuh hidup
baru,
Kala itu, kata yang
terucap dari mulutku
Bahagiakan permataku, seperti engkau mengasihi dirimu sendiri
Ujarku, pada arjuna pemanah hatimu
Kuserahkan, srikandiku
Untuk mengarungi bahtera kehidupan bersamamu
Hanya satu pintaku,
Bahagiakan malaikat kecilku, seperti menjaga bola matamu
Kini aku tak lagi dapat
bertemu
Atau menatap, bahkan memelukmu
Hanya merindukanmu, dan memimpikanmu
Dalam tidur hari hari sepiku
Tapi dalam hati ini,
Engkau selamanya Srikandiku
Malaikat kecilku,
Yang selalu lucu, lugu, tertancap dalam hatiku
Aku rindu padamu,
Adikku terkasih
Hanya satu harapku,
Kebahagiaan selalu besertamu, dengan semua isi bahteramu
Aku,
Yang merindukanmu…..
Adikku,
Srikandiku,
Malaikat kecilku….
Kau permata berkilau,dalam hatiku
22 Desember 2014
BERBAKTI KPADA ORANGTUA
Di saat usiaku bertambah
tua
Dan rambutku mulai memutih
Terimalah aku, dan
mengertilah aku
Di saat usiaku bertambah
tua
Dan kutumpahkan sesuatu ke
bajuku
Atau mungkin mengotori
lantai rumahmu,
Sabarlah untuk tak marah
padaku
Sama seperti dulu ketika
kau muntahkan makananmu
Mengotori bajuku, bahkan mengotori sekelilingku dengan tinjamu
Di saat usiaku bertambah tua
Dan pikunku terus menerus mengulangi perkataan yang sama kepadamu
Bersabarlah mendengar ucapku
Dan janganlah memotong kataku
Sama seperti ketika
kuceritakan ribuan cerita yang sama
Untuk menidurkanmu
Di saat usiku bertambah tua
Dan ketika aku membutuhkan pertolonganmu
Untuk memandikan dan membersihkan badanku
Janganlah marah dan menolak permintaanku
Sama seperti dahulu ketika kubujuk dirimu untuk mandi
Di saat usiku bertambah tua
Dan aku kebingungan mengikuti perkembangan jaman
Janganlah sesekali menertawaiku
Tapi renungkanlah ketika dulu dengan sabarnya aku menjawab
“Mengapa” atau “Apa” yang kau tanyakan selalu kepadaku
Dalam tiap waktu ketika
kau mulai membuka matamu
Atau memulai harimu…..
Di saat usiku bertambah tua
Dan ketika kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan
Ulurkanlah tanganmu, yang muda dan kuat
Untuk memapahku, menapaki selangkah demi sejalan
Sama halnya ketika dimasa kecilmu,
Aku menuntun dan membantumu untuk belajar berjalan
Di saat usiaku bertambah tua,
Dan ketika aku terlupa dengan apa yang sedang dibicarakan
Berilah sedikit waktu bagiku untuk mengingatnya
Karena sebenarnya,
Semua hal yang dibicarakan bukanlah topik utama
Melainkan hanya caraku untuk bisa ditemani olehmu
Karena bagiku, bahagia rasanya berada tetap disisimu
Di saat engkau melihat diriku
menua,renta
Janganlah bersedih..
Hanya maklumi, dan tetap
sadari
Sama seperti halnya,
Ketika aku melihatmu
tumbuh menjadi dewasa
Dulu,
Ketika aku menuntunmu,
Untuk memasuki dan menapaki kehidupan ini,
Dengan sejuta kasih dan sejuta cinta
Kini, temani aku
Hingga akhir jalan hidupku
Kini, temani aku
Untuk mengakhiri dan menyelesaikan kehidupan ini
Dengan berjuta keikhlasan dan berjuta kesabaran
Dan ketika kututup mataku
Dan berhentinya detak jantungku
Akan kubawa selalu cinta dan sayangku padamu
Sampai ke dalam tanah aku
dibaringkan
Dan sampai ke dalam tanah
aku dikebumikan…
Karena selamanya, aku adalah orangtuamu
Dan kamu adalah anakku….
Yang tak bisa terputuskan oleh apapun
Baktimu, adalah pintu surgamu
Hormatmu, adalah bekal pahalamu
Penghargaanmu, adalah jalan menuju kesuksesan
Surga bukan ditelapak kakiku
Namun setidaknya salah satu jalan untuk menuju itu
Adalah menjadikan aku, selayaknya dan sepantasnya
Karena Tuhan memberi mandatNya padaku
Untuk membesarkan dan merawatmu
Hingga akhir hayatku…..
22 DESEMBER 2014
HARI IBU
SUMBER GAMBAR :
http://rosodaras.wordpress.com/tag/idayu/
http://wisatahaji.com/birrul-walidain-kunci-kesuksesan-finansial-dan-intelektual/
http://azharmind.blogspot.com/2014/07/mudik-lebaran.html
Senin, 23 Juni 2014
PRABOWO ATAU JOKOWI
Prabowo atau Jokowi
Semua harus dipilih dari hati
Dengan hati-hati
Dan dengan pilihan sendiri
Karena hati tak bisa dibeli
Atau dimanipulasi
Bahkan diintervensi
Pemimpin negeri harus dipilih dari hati
Memerintah bukan dengan tangan besi
Seperti kata Kwik Kian Gie
Atau dengan Gurita tirani
Namun harus jujur dan mawas diri
Pemimpin boleh banyak berjanji,
Namun harus menepati
Pemimpin boleh banyak berkata
Namun juga harus banyak kerja
Prabowo atau Jokowi
Semuanya putra terbaik bangsa
Bukan boneka parpol atau komoditas politik semata
Jangan lagi hancurkan negeri
Dengan hadirnya politisi yang suka halusinasi
Atau wakil rakyat yang suka korupsi
Lupa dengan janji
Hanya mementingkan diri pribadi
Sialan!
Tikus got!
Semua harus dipilih dari hati
Dengan hati-hati
Dan dengan pilihan sendiri
Karena hati tak bisa dibeli
Atau dimanipulasi
Bahkan diintervensi
Pemimpin negeri harus dipilih dari hati
Memerintah bukan dengan tangan besi
Seperti kata Kwik Kian Gie
Atau dengan Gurita tirani
Namun harus jujur dan mawas diri
Pemimpin boleh banyak berjanji,
Namun harus menepati
Pemimpin boleh banyak berkata
Namun juga harus banyak kerja
Prabowo atau Jokowi
Semuanya putra terbaik bangsa
Bukan boneka parpol atau komoditas politik semata
Jangan lagi hancurkan negeri
Dengan hadirnya politisi yang suka halusinasi
Atau wakil rakyat yang suka korupsi
Lupa dengan janji
Hanya mementingkan diri pribadi
Sialan!
Tikus got!
PENGHISAP DARAH RAKYAT!
Jika kita tak memilih dengan hati
Dari setiap potensi
Yang dimiliki putra kebanggan milik NKRI
Prabowo atau Jokowi
Maka negeri ini akan mati....
Jika nomor 1 berarti bukan no 2
Jika nomor 2 berarti bukan no 1
Saya memilih Jokowi,
Anda memilih Prabowo,
Atau sebaliknya….
Golput bukan solusi,
Yang akan menambah kesengsaraan negeri ini
9 Juli saatnya nanti
INDONESIA akan berubah
Dari barat sampai ke timur,
Dari Aceh sampai Papua,
Kita semua Bhinneka Tunggal Ika
Hanya kita, yang bisa merubah nasib bangsa
Dari setiap potensi
Yang dimiliki putra kebanggan milik NKRI
Prabowo atau Jokowi
Maka negeri ini akan mati....
Jika nomor 1 berarti bukan no 2
Jika nomor 2 berarti bukan no 1
Saya memilih Jokowi,
Anda memilih Prabowo,
Atau sebaliknya….
Golput bukan solusi,
Yang akan menambah kesengsaraan negeri ini
9 Juli saatnya nanti
INDONESIA akan berubah
Dari barat sampai ke timur,
Dari Aceh sampai Papua,
Kita semua Bhinneka Tunggal Ika
Hanya kita, yang bisa merubah nasib bangsa
dan negara kita
Dengan memilih pemimpin sejati
Yang terlahir untuk membangun negeri
Negeri kaya dan madani
N K R I, harga mati
Prabowo atau Jokowi….
Kita pilih dari hati nurani……
Setiap anak negeri………
Mari……
Yang terlahir untuk membangun negeri
Negeri kaya dan madani
N K R I, harga mati
Prabowo atau Jokowi….
Kita pilih dari hati nurani……
Setiap anak negeri………
Mari……
Pilih pemimpin sejati
demi kemakmuran negeri...
by :
Sabtu, 03 Mei 2014
AISAH ( KARTINI KECIL INDONESIA DARI SUMATERA UTARA )
Sosok kecil,dalam balutan jasmani rapuh
Mengayuh sejengkal demi sejengkal
Jalanan metropolitan keras,pedas
Menjadi ibu rumah tangga mungil, kecil
Mencari nafkah,bukan mendapat nafkah
Menghidupi dan bukannya dihidupi
Tak mengenal lelah,
Tak patah semangat
Tak mengeluh,
Tak mengaduh,
Tegar, bagaikan beringin
menancap bumi
Persada terdiam, dan bumi
pertiwi membisu
Aisah,
Kecil namun perkasa
Aisah,
Lemah, namun sekuat gatot kaca
Kemana Tuhan?
Mereka bertanya dalam kegalauan
Kemana kasih?
Mereka bertanya dalam kebimbangan
Tuhan, ada
Melihat, tak menjauh
Memperhatikan, tak meninggalkan
Menyambut, dikala yang
lain membuang
Kasih masih tersisa
Walaupun tersembunyi dalam
lumpur kekelaman
Cinta masih tersisa,
Dari sisi hati manusia
Aisah,
Gadis kecil perkasa
Dengan pribadi tegar luarbiasa
Penghuni kerajaan surga
Aisah,
Hanya sekalimat doa,
Yang bisa kudedikasikan
Hanya seucap kata yang bisa kututurkan
Tuhan ada untukmu, anakku
Tuhan mengasihimu, gadis manisku
Hidupmu, bukan berserah bumi
Masa depanmu,kan seputih salju
Aisah,
Gadis kecil namun perkasa………
Sebuah puisi untukmu
Di Sumatera Utara….
By smile
April 2014-04-21
Sumber gambar : http://news.detik.com/read/2014/03/20/010538/2530999/10/siti-aisyah-akan-disekolahkan-atas-biaya-pemkot-medan
Jumat, 09 Agustus 2013
AKU, MUSISI JALANAN
Kupetik gitar dalam alunan
Kususuri setiap jalan dan pertokoan
Melantunkan tembang dan lagu kenangan
Demi mencari penghasilan, juga pengalaman
Aku bukan pengamen,
Yang pantas dihina dan diberi recehan
Aku bukan pengamen,
Yang pantas ditangkap karena mengganggu ketertiban
Aku hanyalah musisi jalanan
Yang tak punya gedung studio
Aku hanyalah musisi jalanan
Yang tak punya kesempatan menjadi bintang
Namun aku bukan pengamen, yang bisa dihina maupun di caci
Karena aku musisi jalanan, yang bersenandung mencari pengalaman
Jalanan adalah tempatku
Dan dari tiap sudut kota lah, terlantunkan suaraku
Asaku menghibur dengan seni,
Bukan memaksa meminta recehmu
Seni mengalir dalam darahku,
Untuk itu jalanan lah yang menjadi ladangku
Biarkan aku bermain gitar,
Dan meniup harmonikaku…
Agar terlantunkan tembang dan laguku,
Yang bisa menghiburmu,…
Jangan kau pandang sebelah mata
Jika musisi jalanan sedang berkarya
Karena kami ini seniman, bukan preman
Kami musisi jalanan, yang menyalurkan kesenian kami dijalanan
Jika aku melangkah dalam pinggiran jalan raya ,
Atau dalam sudut maupun perempatan kota
Biarkan aku terus berkarya,
Bukan menjadikanku seperti wabah….
Karna hanya nasib kita yang berbeda
Jika kamu bermain disana, aku bermain disini
Jika kamu punya sarana, aku hanya punya gitar tua
Namun aku bukan pengamen, yang hina ataupun nista
Karena sekali lagi kukatakan, AKU MUSISI JALANAN
. . . . . . . .
Musisi jalanan, bagiku kalian adalah musisi sejati,
Yang tak menyerah kepada keadaan,
Yang tak tunduk kepada kesusahan
Walau seribu jeratan menghimpit,kalian tetap tegar melantunkan
Semoga nasibmu dimasa depan, dapat membawamu kepada kehidupan yang lebih baik….
Puisi ini didesikasikan untuk semua musisi jalanan, Semoga Tuhan memberi selalu ketegaran, dan kelancaran untuk hidup kalian semua….Karena kesuksesan tidak datang tanpa usaha dan perjuangan
Hari lebaran 09 August 2013
Selasa, 09 Juli 2013
DARI DEBU KEMBALI MENJADI DEBU!
Tak perlu kau tunjukkan imanmu
Tak perlu kau pertontonkan sebagai suatu kebanggaan di depan aku
Tapi bersujud sajalah, menyebut besar namaNya,
Dengan kunci pintumu, masuk dalam ruangmu,tanpa semua orang harus tahu.
Tak perlu kau sibukkan aku, disaat itu adalah kesibukanmu
Tak perlu kau hunuskan pedang, untuk membela yang tak patut kau bela.
Karna kamu kecil bagai pasir berserak, dan debu yang tertiup angin
Jika kamu merasa besar, jadilah kecil dihadapan Tuanmu
Janganlah kau bawa amarah, ketika kau lantunkan ayat syurga.
Janganlah kau cabik-cabik kebebasan, karna dunia ini bukan hanya untukmu semata
Janganlah kau bersembunyi dibalik jubahmu,atau dibalik busanamu
Karna perlu kamu tahu, busanamu tak menyelamatkanmu
Dan sandangmu, tak bisa menyembunyikanmu dari kesirnaan.
Jangan kau pikir dengan ,melantunkan kata, kamu mendapat pahala,
Karna kalau kamu tak mengerti artinya, itu bodoh semata
Atau tak kau amalkan isinya, buat apa, Percuma!
Kamu minta ucapanku, ketika harimu tiba,
Namun kau diam seribu bahasa, ketika hariku tiba
Kamu selalu berkata ini aku, dan tak peduli siapa orang selain kamu
Kamu selalu berkata tentang kebersihan,padahal hatimu kotor seperti sampah
Dengkimu sedalam samudera,dan intimidasimu bagai tirani besi
Engkau menyangkal aku, namun selalu membicarakan aku
Engkau membengkokkan jalan yang lurus,
Dan membutakan matamu sendiri
Kamu tidak cerdik seperti ular, dan tidak tulus seperti merpati
Karena hatimu kelam segelap malam
Dan dengkimu merah, semerah kirmizi
Kamu terus membutakan dan membutakan
Baik matamu, maupun mata hatimu
Karena kamu takut, kebenaran akan mencabik dagingmu
Dan menyayat para leluhurmu
Kamu buta dan juga tuli
Tak ada obat untuk menyadarkanmu.
Hingga akhir akan datang, dan awal akan bermula
Kita lihat siapa yang menang, dan siapa yang kalah
Kita lihat, siapa yang bertahan, dan siapa yang akan sirna.
Karena kebebalanmu, menguasai hati dan pikiranmu
Sehingga dungumu tak pernah berangsur sirna
Karna selamanya kamu akan terperosok, tanpa pernah mau mendaki naik
Entah apa julukan yang pantas untuk kuberikan padamu
Sibebal dari Barat?
Sibodoh dari Utara?
Sisesat dari Timur?
Atau Sipandir dari Selatan?
Masih banyak jalan menuju Roma,
Pepatah itu terkecuali untukmu
Carilah Ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina
Itu pun sia-sia untukmu
Arahmu tak bertuan, kekiri ketika kekanan
Ke utara ketika ke selatan,
Ke barat ketika ke timur
Ke atas ketika hendak kebawah
Ke belakang, ketika hendak ke depan
Galilah lubangmu,
Hembuskanlah nafas terakhirmu
Menyatulah dengan tanahmu, dalam sanggahan bambu
Karena kamu, akan sirna tak bersisa…
Hanya itu yang pantas untukmu,….
Dari debu kembali menjadi debu!
Tak perlu kau pertontonkan sebagai suatu kebanggaan di depan aku
Tapi bersujud sajalah, menyebut besar namaNya,
Dengan kunci pintumu, masuk dalam ruangmu,tanpa semua orang harus tahu.
Tak perlu kau sibukkan aku, disaat itu adalah kesibukanmu
Tak perlu kau hunuskan pedang, untuk membela yang tak patut kau bela.
Karna kamu kecil bagai pasir berserak, dan debu yang tertiup angin
Jika kamu merasa besar, jadilah kecil dihadapan Tuanmu
Janganlah kau bawa amarah, ketika kau lantunkan ayat syurga.
Janganlah kau cabik-cabik kebebasan, karna dunia ini bukan hanya untukmu semata
Janganlah kau bersembunyi dibalik jubahmu,atau dibalik busanamu
Karna perlu kamu tahu, busanamu tak menyelamatkanmu
Dan sandangmu, tak bisa menyembunyikanmu dari kesirnaan.
Jangan kau pikir dengan ,melantunkan kata, kamu mendapat pahala,
Karna kalau kamu tak mengerti artinya, itu bodoh semata
Atau tak kau amalkan isinya, buat apa, Percuma!
Kamu minta ucapanku, ketika harimu tiba,
Namun kau diam seribu bahasa, ketika hariku tiba
Kamu selalu berkata ini aku, dan tak peduli siapa orang selain kamu
Kamu selalu berkata tentang kebersihan,padahal hatimu kotor seperti sampah
Dengkimu sedalam samudera,dan intimidasimu bagai tirani besi
Engkau menyangkal aku, namun selalu membicarakan aku
Engkau membengkokkan jalan yang lurus,
Dan membutakan matamu sendiri
Kamu tidak cerdik seperti ular, dan tidak tulus seperti merpati
Karena hatimu kelam segelap malam
Dan dengkimu merah, semerah kirmizi
Kamu terus membutakan dan membutakan
Baik matamu, maupun mata hatimu
Karena kamu takut, kebenaran akan mencabik dagingmu
Dan menyayat para leluhurmu
Kamu buta dan juga tuli
Tak ada obat untuk menyadarkanmu.
Hingga akhir akan datang, dan awal akan bermula
Kita lihat siapa yang menang, dan siapa yang kalah
Kita lihat, siapa yang bertahan, dan siapa yang akan sirna.
Karena kebebalanmu, menguasai hati dan pikiranmu
Sehingga dungumu tak pernah berangsur sirna
Karna selamanya kamu akan terperosok, tanpa pernah mau mendaki naik
Entah apa julukan yang pantas untuk kuberikan padamu
Sibebal dari Barat?
Sibodoh dari Utara?
Sisesat dari Timur?
Atau Sipandir dari Selatan?
Masih banyak jalan menuju Roma,
Pepatah itu terkecuali untukmu
Carilah Ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina
Itu pun sia-sia untukmu
Arahmu tak bertuan, kekiri ketika kekanan
Ke utara ketika ke selatan,
Ke barat ketika ke timur
Ke atas ketika hendak kebawah
Ke belakang, ketika hendak ke depan
Galilah lubangmu,
Hembuskanlah nafas terakhirmu
Menyatulah dengan tanahmu, dalam sanggahan bambu
Karena kamu, akan sirna tak bersisa…
Hanya itu yang pantas untukmu,….
Dari debu kembali menjadi debu!
Sabtu, 22 Juni 2013
JERITANKU, INDONESIAKU
Waktu bergulir secepat putaran roda berpacu,
Hari berganti tak lagi terasa lama menunggu…
Hari – hari ini berganti begitu cepat, begitu kilat.
Hari Raya bertemu Hari Raya, Natal diakhiri tahun baru
Dan ketika sedikit saja berpaling kebelakang,
Maka waktu itu kembali datang, serasa berputar melewati alurnya
Begitu cepat, begitu kilat…
Dulu, Kepahlawanan terjadi dimana-mana.
Dan demam berbuat kebajikan tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Indonesia bangsa yang gila!
Gila akan keramahtamahan dan kemuliaannya..
Menolong sesama tanpa berpikir sepanjang pelangi diufuk langit
Membantu sesama, tanpa berpikir untung maupun rugi.
Namun kini,
Menjadi pahlawan seperti sebuah badut berdiri didepan pesta anak-anak..
Seolah lucu, ataupun tak biasa,langka, kalau kata mereka.
Bangsa yang luarbiasa, menjadi biasa-biasa saja.
Kebajikan hanyalah kenangan indah,ketika memejamkan mata…
Keramahan, terkikis habis oleh keacuhan, dan ketidakpedulian.
Siapa yang tak tahu malu,
Bukan mendapatkan sangsi sosial
Namun malahan menjadi idola, ditayangkan dibanyak media
Dielukan bagaikan jenderal kancil pulang dari medan laga
Dijadikan tamu yang dibayar mahal untuk kehadirannya..
Untuk mempertontonkan ketidakmaluannya!
Yang Gila, Tuhan selalu dibawa-dibawa
Dijadikan maskot bagi sumpah serapah manusia…
Demi Tuhan katanya,…dalam kebengisan angkara murka
Yang gila, Tuhan selalu dibawa-bawa
Dijadikan saksi bisu dalam bersumpah serapah,
Bersumpah palsu,berambisi semu!
Bahkan seorang tua,tak lagi bergigi, dan juga renta
Yang hidup dalam kemaksiatan dan lembah kekelaman
Yang hidup mengumbar nafsu seperti binatang liar,
Bercita-cita menjadi pemimpin bangsa…
Bangsa dengan figur pemimpin cabul, doyan kawin, dan gila maksiat?
Oh mama,Oh papa…
Entah hilang kemana aurat malu manusia
Tua, renta, berambisi seperti kuda!
Berdoa, dan mengingat Tuhannya, hanya tinggal fatamorgana
Dunia gaib, dunia supranatural, jadi konsumsi publik yang ruar biasa
Diminati banyak lapisan manusia
Menempati rating teratas dalam barisan acara-acara di media…
Jika yang tak ada dijadikan berhala,
Kemanakah para Pengkotbah?
Kemanakah para Pendakwah?
Jika yang muncul manusia yang bertampang iblis…
Sungguh kelamnya bangsa ini…
Alangkah malangnya negeriku tercinta,..
Negeri seribu satu mimpi,
Negeri seribu satu dongeng!
Kebobrokan dijadikan popularitas…
Para pembuat onar….
Penggila Sex…
Tukang Kawin….
Koruptor…..
Penjahat kelas teri maupun preman ibukota, MERAJALELA
Semuanya dijadikan konsumsi publik karena kurangnya berita?
Jika Adi Masardi berkata, “NEGERI PARA BEDEBAH”….
Mungkin aku juga berpikir sama,
Bahkan mungkin lebih gila,
Karena bedebah mereka, bedebah terhina di dunia…
Negeriku yang dulu membanggakan, sekarang menjadi ajang pertempuran
Pertempuran dalam menguras harta negara,
Meluluhlantakan kemakmuran bangsa demi kekayaan diri semata
Dari setiap lapisan birokrasi korup yang lupa akan akhlak mulia
Melihat wakil rakyat dan para pemeran dunia politik
Berbuat salah berdalih musibah
Permakluman namanya juga manusia,itu kata kata tak tahu malu mereka!
Menjadi senjata pamungkas yang menggugurkan caci maki
Mereka menghabiskan uang rakyat, memelaratkan bangsa,
Memanipulasi angka demi angka demi kekayaan diri semata
Menjadi Hits maker dan sumber berita..
Menjadi selebritis bukan karena tingkah laku terpuji mereka,
Namun karena kehinaan dan kekelaman perjalanan hidup manusia dorna!
Kemana lagi aku hendak mengadu,
Kalau semua tak lagi tahu malu
Kebaikan sirna tak berbekas,
Remuk tak bersisa….
Kekayaan,pesta pora, tahta dan wanita
Yang menjadi dasar negeri seribu satu malam,
Negeri seribu satu dongeng..
Menggantikan Lima sila Mulia
Inikah demokrasi?
Inikah kemerdekaan yang dulu diproklamirkan?
Oleh para pendiri bangsa, dengan tetasan darah dan airmata?
Ini potret bangsa sebesar Indonesia?
Hanya kepadaMu aku bersujud
Bersimpuh dan meratap
Untuk Pencipta langit dan bumi
Agar mengasihani dan menyadarkan bangsa ini
Sungguh, hatiku menangis, pedih perih
Sungguh, hatiku hancur berkeping keping
Ini Indonesiaku,
Ini tanah airku,
Ini tumpah darahku,
Ini jeritan piluku….
Sungguh,….
Ini jeritan hati…
Harapan doa untuk Indonesiaku,…
INDONESIA TANAH AIRKU
Disini, aku menantimu
Untuk kembali seperti dulu,
Menjadi bangsa beradab bercita cita luhur
Menjadi bangsa terhormat dengan tingkah laku mulia….
INDONESIA,…Merah darahku….
INDONESIA, kembalilah seperti dulu….
By smile
22 Juni 2013
Hari berganti tak lagi terasa lama menunggu…
Hari – hari ini berganti begitu cepat, begitu kilat.
Hari Raya bertemu Hari Raya, Natal diakhiri tahun baru
Dan ketika sedikit saja berpaling kebelakang,
Maka waktu itu kembali datang, serasa berputar melewati alurnya
Begitu cepat, begitu kilat…
Dulu, Kepahlawanan terjadi dimana-mana.
Dan demam berbuat kebajikan tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Indonesia bangsa yang gila!
Gila akan keramahtamahan dan kemuliaannya..
Menolong sesama tanpa berpikir sepanjang pelangi diufuk langit
Membantu sesama, tanpa berpikir untung maupun rugi.
Namun kini,
Menjadi pahlawan seperti sebuah badut berdiri didepan pesta anak-anak..
Seolah lucu, ataupun tak biasa,langka, kalau kata mereka.
Bangsa yang luarbiasa, menjadi biasa-biasa saja.
Kebajikan hanyalah kenangan indah,ketika memejamkan mata…
Keramahan, terkikis habis oleh keacuhan, dan ketidakpedulian.
Siapa yang tak tahu malu,
Bukan mendapatkan sangsi sosial
Namun malahan menjadi idola, ditayangkan dibanyak media
Dielukan bagaikan jenderal kancil pulang dari medan laga
Dijadikan tamu yang dibayar mahal untuk kehadirannya..
Untuk mempertontonkan ketidakmaluannya!
Yang Gila, Tuhan selalu dibawa-dibawa
Dijadikan maskot bagi sumpah serapah manusia…
Demi Tuhan katanya,…dalam kebengisan angkara murka
Yang gila, Tuhan selalu dibawa-bawa
Dijadikan saksi bisu dalam bersumpah serapah,
Bersumpah palsu,berambisi semu!
Bahkan seorang tua,tak lagi bergigi, dan juga renta
Yang hidup dalam kemaksiatan dan lembah kekelaman
Yang hidup mengumbar nafsu seperti binatang liar,
Bercita-cita menjadi pemimpin bangsa…
Bangsa dengan figur pemimpin cabul, doyan kawin, dan gila maksiat?
Oh mama,Oh papa…
Entah hilang kemana aurat malu manusia
Tua, renta, berambisi seperti kuda!
Berdoa, dan mengingat Tuhannya, hanya tinggal fatamorgana
Dunia gaib, dunia supranatural, jadi konsumsi publik yang ruar biasa
Diminati banyak lapisan manusia
Menempati rating teratas dalam barisan acara-acara di media…
Jika yang tak ada dijadikan berhala,
Kemanakah para Pengkotbah?
Kemanakah para Pendakwah?
Jika yang muncul manusia yang bertampang iblis…
Sungguh kelamnya bangsa ini…
Alangkah malangnya negeriku tercinta,..
Negeri seribu satu mimpi,
Negeri seribu satu dongeng!
Kebobrokan dijadikan popularitas…
Para pembuat onar….
Penggila Sex…
Tukang Kawin….
Koruptor…..
Penjahat kelas teri maupun preman ibukota, MERAJALELA
Semuanya dijadikan konsumsi publik karena kurangnya berita?
Jika Adi Masardi berkata, “NEGERI PARA BEDEBAH”….
Mungkin aku juga berpikir sama,
Bahkan mungkin lebih gila,
Karena bedebah mereka, bedebah terhina di dunia…
Negeriku yang dulu membanggakan, sekarang menjadi ajang pertempuran
Pertempuran dalam menguras harta negara,
Meluluhlantakan kemakmuran bangsa demi kekayaan diri semata
Dari setiap lapisan birokrasi korup yang lupa akan akhlak mulia
Melihat wakil rakyat dan para pemeran dunia politik
Berbuat salah berdalih musibah
Permakluman namanya juga manusia,itu kata kata tak tahu malu mereka!
Menjadi senjata pamungkas yang menggugurkan caci maki
Mereka menghabiskan uang rakyat, memelaratkan bangsa,
Memanipulasi angka demi angka demi kekayaan diri semata
Menjadi Hits maker dan sumber berita..
Menjadi selebritis bukan karena tingkah laku terpuji mereka,
Namun karena kehinaan dan kekelaman perjalanan hidup manusia dorna!
Kemana lagi aku hendak mengadu,
Kalau semua tak lagi tahu malu
Kebaikan sirna tak berbekas,
Remuk tak bersisa….
Kekayaan,pesta pora, tahta dan wanita
Yang menjadi dasar negeri seribu satu malam,
Negeri seribu satu dongeng..
Menggantikan Lima sila Mulia
Inikah demokrasi?
Inikah kemerdekaan yang dulu diproklamirkan?
Oleh para pendiri bangsa, dengan tetasan darah dan airmata?
Ini potret bangsa sebesar Indonesia?
Hanya kepadaMu aku bersujud
Bersimpuh dan meratap
Untuk Pencipta langit dan bumi
Agar mengasihani dan menyadarkan bangsa ini
Sungguh, hatiku menangis, pedih perih
Sungguh, hatiku hancur berkeping keping
Ini Indonesiaku,
Ini tanah airku,
Ini tumpah darahku,
Ini jeritan piluku….
Sungguh,….
Ini jeritan hati…
Harapan doa untuk Indonesiaku,…
INDONESIA TANAH AIRKU
Disini, aku menantimu
Untuk kembali seperti dulu,
Menjadi bangsa beradab bercita cita luhur
Menjadi bangsa terhormat dengan tingkah laku mulia….
INDONESIA,…Merah darahku….
INDONESIA, kembalilah seperti dulu….
By smile
22 Juni 2013
Sabtu, 08 Juni 2013
SATU KATA SERIBU LANGKAH
Satu Kata Seribu Langkah
Pandai sekali kamu berkata kata
Menguak yang tersingkap
Dan mengurai huruf demi huruf
Bahkan kata demi kalimat
Pandai sekali kamu berkata kata
Meneliti, namun tidak menciptakan
Menguliti, namun tidak memulai pada awalnya
Memecahkan yang tidak pernah terpecahkan
Dibalik pandainya kata-katamu
Dan dibalik keinginan tahumu,
Tindakanmu mandul, dan aksimu hampa
Demam panggung dan latahmologi melandamu
Ketika kamu mulai melangkah
Dan kamu mulai menapak,
Jalan kembali tak lagi ada,
Yang tersisa hanyalah pilihan tanpa pilihan
Dan pendapat tanpa kesimpulan
Lama aku terjerembab,
Mengangga dalam mulut got, berbau busuk
Dan ketika aku tersadar,
kakiku telah di kepala, dan kepalaku berpindah ke kaki
Tak ada yang merendaku
Dan kehancuran menantiku
Karena aku hanya berkata namun tak berbuat
Aku hanya mengecam namun tak berprilaku
Ketika kutanya,apalah gunanya,
Kamu berkata meluruskan yang bengkok…
Namun ketika kukatakan dalam ujarku,
Mereka berkata luruskanlah diri bengkokmu
Jika pancaran air terpecah berai,
Maka kembang api tak akan pernah berbunga di langit
Jika hatimu kelu, atau pilu
Maka alur dalam setapakmu akan layu
Apa yang kulakukan adalah menembus keheningan
Bersimpuh dalam ratapan
Berkata dalam ruang hampa
Dan ber-asa dalam setitik cahaya
07 June 2013
Pandai sekali kamu berkata kata
Menguak yang tersingkap
Dan mengurai huruf demi huruf
Bahkan kata demi kalimat
Pandai sekali kamu berkata kata
Meneliti, namun tidak menciptakan
Menguliti, namun tidak memulai pada awalnya
Memecahkan yang tidak pernah terpecahkan
Dibalik pandainya kata-katamu
Dan dibalik keinginan tahumu,
Tindakanmu mandul, dan aksimu hampa
Demam panggung dan latahmologi melandamu
Ketika kamu mulai melangkah
Dan kamu mulai menapak,
Jalan kembali tak lagi ada,
Yang tersisa hanyalah pilihan tanpa pilihan
Dan pendapat tanpa kesimpulan
Lama aku terjerembab,
Mengangga dalam mulut got, berbau busuk
Dan ketika aku tersadar,
kakiku telah di kepala, dan kepalaku berpindah ke kaki
Tak ada yang merendaku
Dan kehancuran menantiku
Karena aku hanya berkata namun tak berbuat
Aku hanya mengecam namun tak berprilaku
Ketika kutanya,apalah gunanya,
Kamu berkata meluruskan yang bengkok…
Namun ketika kukatakan dalam ujarku,
Mereka berkata luruskanlah diri bengkokmu
Jika pancaran air terpecah berai,
Maka kembang api tak akan pernah berbunga di langit
Jika hatimu kelu, atau pilu
Maka alur dalam setapakmu akan layu
Apa yang kulakukan adalah menembus keheningan
Bersimpuh dalam ratapan
Berkata dalam ruang hampa
Dan ber-asa dalam setitik cahaya
07 June 2013
Langganan:
Postingan (Atom)
KEHIDUPAN
Kehidupan
View more presentations from myslideshareaccount333.