Dari kayu dan peralatan
Terangkai bentuk kokoh berdiri
Menghalau panas,dan terik sang surya
Meredam dingin, angin membeku
Menjadi tempat cita ter-ikrar
Menjadi saksi sebuah perdebatan
Menjadi saksi sebuah perdamaian
Disini aku berdiri, tegar
Membalut luka dan menyembuhkan duka
Dan menangis, haru
Dan memecah sunyi malam
Dari yang serba menjadi serbi
Dari yang titik menjadi hampar
Begitu damai, engkau rupawan
Melindungi dan memeluki, aku erat.
Sabar menunggu dan menanti pasti…
Tiada lelah dan tak pernah dahaga
Setia dalam bentuk,pasti dalam guna
Itulah engkau, rumahku tercinta.
Juni 2009,
Rumahku adalah Istanaku
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus