(T)UHAN
( Bagian 3 - masih dalam perbedaan )
Tak cukupkah kulukiskan Engkau
Dalam imajinasi dan khayalanku
Sama sekali tidak pernah habis
Dalam pengertian dan pikiran
Juga dalam pembahasan yang tak berujung
Terbayangkah jika guruh bergemuruh memekik bumi
Atau ketika gelombang pasang ....
Tinggi menjulang menghantam karam,
Menyapu daratan
Serta angin berputar memilin memporakporandakan
Jika itu sudah dikatakan luarbiasa,
Bagaimana penciptanya?
(T)uhan , titik.
Ketika orang bangun dipagi buta,bersujud padaMu
Ketika orang mengangkat dupa,menyembahMu
Ketika orang berlutut, dan berdoa padaMu
Apakah semuanya tak masuk hitunganMu
Atau …
Kau pilih dan lalu Kau pilah
Sebaris demi selapis
Padahal dikatakan Kasih-Mu melebihi segalanya...?
Apakah kemudian semua kepatuhan
Dan juga semua ketaatan
Berlalu begitu saja...(tanya)
Jika (T)uhan adalah direktur,
Bukankah yang harus dinilai adalah pekerjaannya
Dan bukan semata mata statusnya belaka?
Jika (T)uhan adalah Guru,
Bukankah harus mencerdaskan muridNya
Dan ingin semua berarti serta berguna oleh pekerjaan tangan-Nya?
Jika (T)uhan adalah kepala
Bukankah tak ingin tercerai berai bagian tubuh-Nya?
Seandainya aku boleh memilih
Aku memilih untuk tidak dilahirkan
Dan sama sekali tidak pernah melihat dunia serta semua keindahannya
Jika hanya untuk melihat begitu banyak perbedaan
Dalam suatu kesatuan
Jika dikatakan Engkau adalah jalan dan kebenaran dan hidup
Bukankah mereka yang menyebutmu dalam (T)uhan yang berbeda
Dalam hidup yang yang beraneka
Seharusnya tak akan pernah sia sia
Jika (T)uhan tak membeda bedakan manusia
Kenapa banyak perbedaan dalam jagat raya
Dan ketika (T)uhan diimajinasikan sebagai taman bunga
Bukankah dengan
keaneka ragaman, bermacam harum serta mewangi
bisa menjadi semakin asri?
Lepas bebas dalam sebuah dunia yang katanya
Tumpah ruah
Tumpang tindih
Berbagi kelas dan berbeda kasta
(T)uhan dalam perbedaan
Atau (T)uhan dalam kesatuan
Jika kepercayaan yang tertua kemudian disebut sia sia
bukankah Tuhan pertama kali diperkenalkannya?
Menurutku (T)uhan punya ribuan nama
Dalam setiap ucapan dari bermilyar manusia
Bukankah tetap harus disembah dan mutlak pada akhirnya?
Sekali lagi
Ketiga kalinya
Kukatakan
(T)uhan itu tetap (T)uhan
by smile
May 12nd-2010